.

Selasa, 14 Oktober 2014

Permainan Tradisional Indonesia



Congklak Permainan Tradisional Indonesia


Permainan tradisional Indonesia disebut Congklak memiliki akar kuno di Afrika dan dunia Arab Salah satu hal yang menarik tentang hidup di Indonesia adalah penemuan bit dari budaya Indonesia yang sebenarnya tidak semua di Indonesia, tetapi berasal dalam tanah. Untuk abad, kepulauan Indonesia telah dikunjungi oleh pedagang dari berbagai penjuru dunia yang datang untuk membeli rempah-rempah dan kekayaan pertanian lainnya. Manfaat keragaman budaya Indonesia oleh banyak orang yang lulus melalui nusantara, karena Indonesia lokasi di sepanjang rute utama perdagangan antara Eropa dan Asia.
            Bersama-sama dengan barang-barang mereka dibawa ke menjual, pedagang ini membawa budaya bersama mereka juga. Ini termasuk agama, bahasa, makanan dan tekstil tradisi. Tertulis tentang kurang dari rempah-rempah, keramik dan pakaian dr sutera, bagaimanapun, adalah permainan yang dibawa ke Indonesia oleh wisatawan selama berabad-abad.

Congklak di Indonesia
            Bahkan di Indonesia, Congklak dikenal oleh berbagai nama dari daerah ke daerah. Nama yang paling umum, Congklak, diambil dari cowrie shell, yang umumnya digunakan untuk main game. Di Malaysia, yang dikenal sebagai permainan congkak, nama yang banyak digunakan di provinsi Sumatra juga. Di Jawa, permainan ini dikenal sebagai Congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di Lampung, permainan disebut, dentuman lamban. Di Sulawesi, permainan yang disebut sebagai Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
            Congklak referensi historis untuk merujuk pada permainan yang dimainkan oleh remaja putri dari bangsawan Jawa. Hal ini kemungkinan besar pedagang yang asing, karena dekat dengan kelas atas, Congklak diperkenalkan kepada mereka. Dengan petikan waktu, Congkla ‘s popularitas tumbuh hingga kini banyak dimainkan oleh masyarakat umum juga. Di sebagian besar daerah, bermain Congklak dibatasi untuk remaja putri, remaja dan perempuan dalam waktu senggang mereka dan dilihat sebagai ‘girl’s permainan’. Hanya di beberapa daerah adalah Congklak dimainkan oleh laki-laki dan anak laki-laki juga.
            Di Sulawesi, sejarah, permainan ini hanya untuk bermain selama masa kecil hati, setelah kematian seorang kekasih. Ia dianggap tabu untuk main game di lain waktu. Di Jawa Tengah, dalam pra-sejarah kali, Congklak digunakan oleh petani untuk menghitung musim, untuk tahu kapan untuk tanaman dan panen, serta untuk memprediksi masa depan.

Permainan Papan Congklak
            Pemutaran papan yang terbuat dari kayu, dengan variasi dari pulau ke pulau dalam jumlah lubang pada masing-masing pihak, baik 5, 6, 7or 9 lubang. Semua papan ada dua ‘rumah toko’ hole, satu pada setiap akhir. Desain yang berbeda dari yang sederhana, lugas hutan, ke kapal-berbentuk papan, untuk bermain sangat dihiasi papan. Di Jawa Tengah, rumit desain memanfaatkan Jawa naga (naga) yang umum. Dragons dari wajah kedua berakhir, dengan ekor dekorasi bagian samping papan dan kaki suspending board up off the floor. Congklak papan elaborately dapat diukir dan dilukis dengan emas dan warna merah yang populer. Sebagian besar, namun yang relatif sederhana yang terbuat dari kayu.
            Seperti pada arkeologi menemukan di Yordania, tambang di Mojokerto, Lamongan dan Bondowoso di Jawa Timur ada unearthed Congklak ‘papan’ diukir ke dalam lubang dengan batu besar. Ini yang ditemukan bersama-sama dengan potongan-potongan yang rusak dan batu-batu candi lainnya arkeologi sisa-sisa waktu sebelumnya.


Makna Lagu Lirik Lagu Iwan Fals - Satu



Lagu Pop Indonesia
Iwan Fals - Satu
Satu satu daun berguguran
Jatuh ke bumi dimakan usia
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda

Satu satu tunas muda bersemi
Mengisi hidup gantikan yang tua
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun daun berguguran
Tunas tunas muda bersemi

Satu satu daun jatuh kebumi
Satu satu tunas muda bersemi
Tak guna menangis tak guna tertawa
Redalah reda

Waktu terus bergulir
Kita akan pergi dan ditinggal pergi
Redalah tangis redalah tawa
Tunas tunas muda bersemi

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun daun berguguran
Tunas tunas muda bersemi

Ulasan mengenai lagu ini :
            Lagu ini menceritakan tentang para penerus bangsa yang semakin tua karena usia, tetapi tenang walaupun sudah lelah memperjuangkan bangsa. Cepat atau lambat semua penurus bangsa pasti akan beregenerasi, berganti penerus. Yang sudah tua tinggal duduk tenang melihat penerus bangsa muda berjuang untuk bangsanya. Bukan berjuang untuk perang, tetapi berjuang untuk menjaga nama baik, membawa nama baik, dan mengharumkan nama Indonesia. Regenerasi itu berlangsung dengan sendirinya, tidak ada suka atau duka, semua berjalan seiring waktu ketika sang remaja Indonesia beranjak dewasa untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia.
            Sungguh mendalam lirik ini untuk para generasi muda Indonesia. Lirik yang menginspirasi dan membangun semangat para jiwa muda Indonesia untuk membangkitkan Indonesia dan mengharumkan Indonesia di dunia.

Bela Diri Indonesia



Sejarah Perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

            Menjelang Pekan Olahraga Nasional yang pertama di Solo, para pendekar pencak silat berkumpul untuk membentuk organisasi pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948, dibentuklah organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI), yang kemudian menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Persatuan para pendekar dalam organisasi IPSI tersebut dimaksudkan untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia, yang sangat diperlukan dalam pembangunan. Yang lebih penting, pencak silat dengan rasa persaudaraannya dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang pada saat itu sedang terpecah belah.
IPSI berdiri pada tahun 1973 dengan dipimpin oleh Mr. Wongsonegoro, Mariyun Sudirohadiprodjo, dan Rachmad Surenogoro. Banyak regenerasi yang dilakukan oleh IPSI dan seminar yang salah satunya dilaksanakan di Tugu Bogor pad tahun 1973.
            Program olahraga bela diri pencak silat dtingkatkan dengan dilaksanakan program pertandingan olahraga pencak silat, dan dimasukkan dalam acara Pekan Olahrag Nasional (PON). Dengan seringnya kegiatan pertandingan olahraga pencak silat dtingkat-tingkat daerah maupun nasional, tersusun kembali kekuatan-kekuatan pencak silat yang selanjutnya membutuhkan program pembinaan yang terarah. Usaha-usaha pemerintah untuk menangani pencak silat akan lebih mendorong masyarakat untuk ikut melestarikan penak silat. Pada beberapa tahun terakhir pencak silat memasuki kawasan internasional, baik dari perkembangan pencak silat di negara-negara Eropa dan Amerika, maupun hubungan silaturahmi dengan bangsa serumpun di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 1980 terbentuklah Persekutuan Pencak Silat antar Bangsa (PERSILAT) yang didukung oleh Negara-negara Asean, ialah Indonesia, Malaysia, Singapura. Tanggal 1 Januari 1983 diadakan pertemuan di Singapura.
            Pada bulan Juli 1985, PERSILAT memutuskan dan menetapkan peraturan-peraturan di bidang olahraga pencak silat meliputi :
1. Peraturan pertandinagn olahraga pencak silat.
2. Peraturan penyelenggaraan pertandingan olahraga pencak silat.
3. Pedoman teknik dan taktik pertandingan olahraga pencak silat.
4. Pedoman pelaksanaan tugas wasit dan juri olahraga pencak silat.
5. Pedoman kesehatan pertandingan olahraga pencak silat.
6. Ketentuan tentang peralatan dan kelengkapan pertandingan olahraga pencak silat, (PERSILAT, 1985).

Kembalikan Indonesia untuk Indonesia




Kembalikan Makna Bhinneka Tunggal Ika kepada Indonesia 

Gambar

Seharusnya kita kembalikan semboyan kita bhineka tunggal ika yaitu walau kita berbeda-beda tetap satu jiwa dan raga. Dimana makna dalam semboyan indonesia  kita itu mempunyai makna beragam tapi tetap satu tujuan yaitu tetap satu jiwa dan raga. Pahlawan kita memperjuangkan negara indonesia dari penjajahan tapi kita malah menghancurkan nya, kita mau termakan oleh ngomongan orang yang tak berpendidikan, contoh seperti penyimpangan yang terjadi seperti kerusuhan di ambon, pembakaran gereja, tawuran antar warga maupun pelajar, dll , apa maksud itu semua? Mana rasa satu jiwa raga kita ? kemana indonesia yang damai dan saling menghormati ? mau dibawa kemana HAM?.
kebanyakan manusia yang melakukan tindakan yang membuat semboyan negara kita punah adalah manusia bodoh dan tidak berpendidikan , kebanyakan manusia sekarang mencari keuntungan dan membodoh-bodohi manusia lain dengan mengatas namakan tuhan, agama, suku, dan ras.

Kemana jiwa raga bangsa indonesia ini? Perjuangan pahlawan kita dulu sudah susah payah bersatu, berjuang, dan rela berkorban, tapi manusia di era modern ini lebih mementingkan keegoisan diri sendiri, seharusnya kita sadar kita sudah berbeda-beda sejak dahulu kala,  dari peredaan itulah kita disegani dan dihormati oleh bangsa lain, seharusnya kita bangga dan harus tetap satu dan tetap perjuangkan indonesia ini, dengan membawa dan mengharumkan semboyan kita “ bhineka tunggal ika” yang artinya walau berbeda-beda kita tetap satu. Jadi kembalikan INDONESIA yang dulu yang saling menghargai, satu jiwa, beragam-ragam, dll ke dalam INDONESIA yang sekarang.