Nama : Marlina Dwi Restihani
Kelas : 1ID06
NPM : 35413302
'Medan Tempur' Baru China: Rumah Sakit (1)
Serangan Terhadap Paramedis di China Makin Parah
Senin, 04/11/2013 14:04 WIB
Halaman 1 dari 2
Dokter di China sedang melakukan tindakan operasi (Foto: Reuters)
Beijing -November baru saja tiba. Tapi rumah sakit umum terbesar di Wenling, Provinsi Zhejiang, itu lumpuh. Alih-alih bekerja, paramedis, dokter, dan staf rumah sakit turun ke jalan melancarkan protes.
Aksi itu rupanya dipicu tindakan kekerasan yang dilakukan seorang pasien beberapa hari sebelumnya. Sebanyak tiga dokter ditikam. Seorang di antaranya tewas.
Rumah sakit di China kini sedang menghadapi peperangan baru. Bukan hanya melawan penyakit yang makin berbahaya, tapi juga sedang 'bertempur' melawan pasien.
Kalau kalimat di atas terasa ekstrim, mari mencermati data dari ikatan dokter China berikut. Staf medis diserang pasien rata-rata satu kali setiap dua pekan di setiap rumah sakit di China.
Pada dua pekan terakhir ada enam kasus serius, termasuk di Provinsi Guangdong pada 21 oktober yang lalu. Saat itu Dokter Xiong Xuming dipukuli keluarga pasiennya gara-gara melarang mereka masuk ruang ICU. Tubuh Dr Xuming terluka parah dan matanya rusak.
Lalu empat hari kemudian terjadilah tragedi di Provinsi Zhejiang itu. Dr. Wang Yunjie ditikam sampai mati oleh pasiennya sendiri. Si pasien berusia 33 tahun itu tak gembira dengan hasil operasi hidungnya.
Sebanyak lebih dari 1.000 orang menghadiri pemakaman Dr. Yunjie. Selain menyatakan rasa duka, mereka juga melancarkan unjuk rasa menyerukan pemerintah mengambil langkah cepat mengatasi kasus itu.
Aksi itu rupanya dipicu tindakan kekerasan yang dilakukan seorang pasien beberapa hari sebelumnya. Sebanyak tiga dokter ditikam. Seorang di antaranya tewas.
Rumah sakit di China kini sedang menghadapi peperangan baru. Bukan hanya melawan penyakit yang makin berbahaya, tapi juga sedang 'bertempur' melawan pasien.
Kalau kalimat di atas terasa ekstrim, mari mencermati data dari ikatan dokter China berikut. Staf medis diserang pasien rata-rata satu kali setiap dua pekan di setiap rumah sakit di China.
Pada dua pekan terakhir ada enam kasus serius, termasuk di Provinsi Guangdong pada 21 oktober yang lalu. Saat itu Dokter Xiong Xuming dipukuli keluarga pasiennya gara-gara melarang mereka masuk ruang ICU. Tubuh Dr Xuming terluka parah dan matanya rusak.
Lalu empat hari kemudian terjadilah tragedi di Provinsi Zhejiang itu. Dr. Wang Yunjie ditikam sampai mati oleh pasiennya sendiri. Si pasien berusia 33 tahun itu tak gembira dengan hasil operasi hidungnya.
Sebanyak lebih dari 1.000 orang menghadiri pemakaman Dr. Yunjie. Selain menyatakan rasa duka, mereka juga melancarkan unjuk rasa menyerukan pemerintah mengambil langkah cepat mengatasi kasus itu.
Sejak 2002, serangan terhadap paramedis naik rata-rata 23 persen per tahun. Begitu kata Masyarakat Manajemen Rumah Sakit China dalam artikel yang dimuat di jurnal perkumpulan dokter China pada Desember lalu.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Li Keqiang pun urun bicara. Dia meminta semua departemen mencari jalan keluar demi melindungi praktek kedokteran.
Pengamat menilai, timbulnya permasalahan itu dipicu berbagai faktor. Di antaranya adalah rendahnya kepercayaan publik pada para dokter, tingginya biaya perawatan kesehatan, dan korupsi.
Tingginya biaya kesehatan, menurut pengamat, bahkan dapat membikin bangkrut keluarga di China. Alhasil, masyarakat yang sudah merogoh kocek dalam-dalam menginginkan hasil yang positif. Kalau sebaliknya, dengan mudah mereka akan menyalahkan dokter dan melakukan kekerasan.
Kasus-kasus yang disoroti umumnya yang terjadi di rumah sakit besar. Padahal, menurut Deng Liqiang, dari departemen hukum Asosiasi Dokter China, yang paling parah justru terjadi di rumah sakit kecil.
"Sangat mudah menemukan kasus-kasus kekerasan di rumah sakit daerah atau rumah sakit kelas tiga," kata Liqiang.
Apa sebabnya? Liqiang menyalahkan pemerintah yang mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Pada era 1980-an, pemerintah berinvestasi sampai 60 persen. Tapi sejak reformasi kesehatan pada 2009, subsidinya hanya 20 persen. Untuk menutupi kekurangan itu rumah sakit harus mencari duit sendiri.
Ini menyebabkan gap yang besar antara rumah sakit dengan tenaga paramedis dan fasilitas yang bagus, dengan rumah-rumah sakit kecil di daerah-daerah. Rumah sakit bagus biasanya terkonsentrasi di kota besar, sementara yang di kota kecil kurang memadai.
Tapi apa tindakan pemerintah? Komisi Perencanaan Kesehatan dan Keluarga Nasional di China justru meminta rumah sakit meningkatkan keamanannya. Mereka mengharuskan rumah sakit mempekerjakan tenaga keamanan, satu per 20 pasien. Jumlah total tenaga keamanan minimal 3 persen dari total tenaga
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Li Keqiang pun urun bicara. Dia meminta semua departemen mencari jalan keluar demi melindungi praktek kedokteran.
Pengamat menilai, timbulnya permasalahan itu dipicu berbagai faktor. Di antaranya adalah rendahnya kepercayaan publik pada para dokter, tingginya biaya perawatan kesehatan, dan korupsi.
Tingginya biaya kesehatan, menurut pengamat, bahkan dapat membikin bangkrut keluarga di China. Alhasil, masyarakat yang sudah merogoh kocek dalam-dalam menginginkan hasil yang positif. Kalau sebaliknya, dengan mudah mereka akan menyalahkan dokter dan melakukan kekerasan.
Kasus-kasus yang disoroti umumnya yang terjadi di rumah sakit besar. Padahal, menurut Deng Liqiang, dari departemen hukum Asosiasi Dokter China, yang paling parah justru terjadi di rumah sakit kecil.
"Sangat mudah menemukan kasus-kasus kekerasan di rumah sakit daerah atau rumah sakit kelas tiga," kata Liqiang.
Apa sebabnya? Liqiang menyalahkan pemerintah yang mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Pada era 1980-an, pemerintah berinvestasi sampai 60 persen. Tapi sejak reformasi kesehatan pada 2009, subsidinya hanya 20 persen. Untuk menutupi kekurangan itu rumah sakit harus mencari duit sendiri.
Ini menyebabkan gap yang besar antara rumah sakit dengan tenaga paramedis dan fasilitas yang bagus, dengan rumah-rumah sakit kecil di daerah-daerah. Rumah sakit bagus biasanya terkonsentrasi di kota besar, sementara yang di kota kecil kurang memadai.
Tapi apa tindakan pemerintah? Komisi Perencanaan Kesehatan dan Keluarga Nasional di China justru meminta rumah sakit meningkatkan keamanannya. Mereka mengharuskan rumah sakit mempekerjakan tenaga keamanan, satu per 20 pasien. Jumlah total tenaga keamanan minimal 3 persen dari total tenaga
Analisis
Hal yang memicu adanya kasus ini adalah karena rendahnya kepercayaan publik pada dokter, tingginya perawatan rumah sakit, dan korupsi. Tingginya biaya kesehatan, menurut pengamat, bahkan dapat membuat keluarga bangkrut di China. Alhasil keluarga yang sudah merogoh kocek dalam-dalam menginginkan hasil yang positif. Kalau sebaliknya, dengan mudah mereka akan menyalahkan dokter dan melakukan kekerasan. Kasus-kasus yang disoroti umumnya terjadi dirumah sakit besar.
Hal ini menjadi kontroversi di China. Seharusnya Negara ini dapat menanggulanginya, karena kasus ini sudah terjadi sejak tahun 2009. Tindakan yang dilakukan pemerintah China menurut saya tidak efektif, karena satu tenaga keamanan per 20 pasien tetap saja akan menimbulkan kasus yang seperti ini dan jika di Rumah Sakit memiliki sekitar 1000 pasien, berarti Rumah Sakit tersibut harus menyiapkan 100 tenaga keamanan. Tenaga pengaman tidak selalu mengamankan pasien, pasien tersebut melakukan kekerasan atau kasus seperti ini terhadap medis, oleh karena itu Rumah Sakit tersebut akanmengalami kerugian untuk membayar para tenaga keamanan yang tidak selalu dibutuhkan. Seharusnya pemerintah dapat menanggulangi ini dengan tepat dan efisien.
Menurut saya, pemerintah China seharusnya mengeluarkan peraturan terhadap perlindungan dokter dan staf medis, juga mengeluarkan jaminan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang sedang sakit secara hukum. Jadi peraturan ini dapat meminimalisir kejadian yang terjadi seperti kasus diatas. Peraturan ini juga akan berdampak baik bagi para medis, pasien, dan pemerintah di China (Komisi Perencanaan Kesehatan dan Keluarga Nasional), jadi mereka dapat saling percaya antar satu sama lain dan pemerintah pun dapat mengurangi beban masalah di negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar