Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ke-2 ILMU BUDAYA
DASAR
STUDI
KASUS
MANUSIA
DAN CINTA KASIH
Disusun oleh
:
Marlina Dwi
Restihani (35413302)
Jurusan
Tehnik Industri
Fakultas
Teknologi Industri
Universitas
Gunadarma
2013
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Apipudin S.Th.I.,MA.Hum
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen Ilmu Budaya Dasar Bapak Apipudin S.Th.I,MA.Hum
, dan sumber-sumber yang sangat membantu penulis dalam menyusun tugas ini.
Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan
dukungan dari berbagai sumber yang penulis cari. Penulis menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas kedua Ilmu Budaya
Dasar. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan penulisan ilmiah ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik sangat saya butuhkan untuk dapat
menyempurnakan dimasa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah
ini bermanfaat bagi saya, teman-teman. Dan maupun pihak lain yang berkepentingan.
Jakarta, 26
November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam perjalanan hidup manusia,
tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta. Cinta akan selalu ada dalam
suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan
tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi
mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Yang menjadi
pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup
ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti dijaga
ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Pada
hakikatnya manusia diciptakan Tuhan dengan mempunyai perasaan. Diantaranya
cinta kasih, kasih sayang, kemesraan,pemujaan,belas kasihan,cinta kasih erotis.
Semua itu ada dalam setiap diri manusia. Tidak ada manusia yang tidak mempunyai
rasa cinta kasih. Contoh cinta kepada Tuhan, cinta orang tua terhadap anaknya,
cinta kakak terhadap adiknya, cinta Negara, dan lain-lain.
Hakikat
cinta kasih yaitu cinta boleh jadi merupakan suatu istilah yang sulit untuk
dibatasi secara jelas, kendatipun demikian, sulit juga untuk diungkapkan dan
diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup
fundamental. Begitu funda mentalnya terkadang membawa Victor Hago, seorang
pujangga terkenal, pada satu kesimpulan : bahwa mati tanpa cinta sama halnya
dengan mati penuh dosa.
Ketika memberikan sebuah defenisi
akan cinta, akan lahir beberapa defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi
substansi atau hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang
berbeda pula. Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau
prilaku, akan semakin kompleks penjabaran defenisi itu.
Pemberian pemaknaan akan cinta akan
senasib dengan pemberian defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada
suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan
yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan
mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai
fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus
berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga
perwujudannya berada dalam area metafisik (inmaterial).
Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat
materi.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasar dari latar belakang masalah di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian cinta kasih?
2. Bagaimana cinta menurut pandangan
Islam?
3. Bagaimana cinta menurut pandangan budaya?
3. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas kedua Ilmu Budaya
Dasar.
2. Mengetahui pengertian cinta kasih.
3. Mengetahui perbedaan cinta dengan
nafsu.
4. Mengetahui unsur tentang cinta.
5. Mengetahui berbagai bentuk cinta.
6. Membuat dan mengetahui contoh studi
kasus dalam pembuatan makalah Ilmu Budaya Dasar ini.
4. SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah ini terdiri dari tiga bab,
diawali bab I pendahuluan dan diakhiri dengan bab III kesimpulan.
Bab I Pendahuluan meliputi: latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan.
Bab II Pembahasan berisikan mengenai
sikap pemujaan.
Bab III Penutup merupakan bab
terakhir berisikan kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau (rasa) saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan saying atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih
hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta
kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasih
Walaupun
cinta kasih mengandung arti hamper bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan
kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan
berpegang teguh pada syariat-Nya.
Dalam
bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama
memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu,
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan
contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya; bagaimana
seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati.
Sedang dengan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama
sekali suka rela yang dalam kasus ibu dan anak bayinya menunjukkan
penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian diri
sebagaimana adanya. Yag ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan
untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan ke empat unsur tersebut, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan, suatu cinta dapat dibina
secara lebih baik.
Pengertian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W.Sarwono. Dikatakannya bahwa
cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang
dimaksud dengan keterikatan padalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan
dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya. Makan minum
dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai
uang tanpa merasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainnya.
Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa kangen kalu jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan
yang mengungkapkan rasa saying, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut yang menunjukkan segitiga cinta.
Selanjutnya
Dr. Sarlito W. Sarwona mengemukakan, bahwatidak semua unsur cinta itu sama
kuatnya. Kadang-kadang ada ketereikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau
kemesraan kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiataan yang amat kuat,
kecemburaannya besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau
hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman.
Misalnya cinta sahabat karib atau saudara kandung yang penuh dengan keakraban,
tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih
setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
Cinta juga
dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsur keintiman
dan keterikatannya yang kurang. Cinta seperti itu dinamakan cinta yang pincang.
Selain
pengertian yang dikemukakan oleh sarlito, lain halnya pengertian cinta yang
dikemukakan oleh Dr, Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta
adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai
kekasihnya penuh gairah, lembut, dan kasih saying. Cinta adalah fitrah manusia
yang murni, yang tidak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan.
Jika seseorang ingin menikmatinya dengan cara terhormat dan mulia, suci dan
penuh taqwa, tentu ia akan mepergunakan cinta itu untuk mencapai keinginannya
yang suci dan mulia pula.
Di dalam
kitab suci Alquran, ditemukan adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam
jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan
rendah. Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Allah SWT
dalam surah at-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut :
Katakanlah :
jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai daripada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah
mendantangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik.
Cinta
tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan
Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
istri/suami dan kerabat harta dan tempat tinggal.
Hakekat
cinta menengah adalah suatu energy yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia
timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan,
atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan
diantara mereka, semakin akrab.
Terdapat
perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang
rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan
nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi,
sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Ada 3 unsur tentang cinta, yaitu:
1. Keintiman : kedekatan hubungan
2. Gairah : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
kemungkinan:
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa =
ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp nga ada nafsu (ketertarikan lawan
jenis)
b)
=komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan
dan ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasanganya
cantik,guanteng,dll)
c) = Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo:
ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan tapi tidak ada status pacaran.
Ada tiga tingkat cinta.
Pertama, cinta atas dasar harapan mendapat
sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan
sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud
materi.
Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho
kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu
mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta
tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar
kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar
kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil
resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan
sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang
tidak masuk akal.
Ketiga, cinta atas dasar mengharap Ridho
Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi.
Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut
melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi
oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang
dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak
akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka
pendek dan bersifat semu.
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang – kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga mencintai anak
dan istrinya, hartanya, Allah dan rasulnya. Ada berbagai bentuk cinta yaitu :
1. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah
atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas
manusia berdasarkan SARA.
1. Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai
cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga
memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan
erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul
rasa kasih sayang.
2. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri.
CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat
mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
3. Cinta Terhadap Allah
1.
KASIH SAYANG
Kata kasih dan sayang itu mengandung
pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan
mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus
memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika
hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan
selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di
dunia sampai ajal menjemput.
Yang dimaksud dengan kasih dan
sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau
asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat
universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga
dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang
tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada
menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi
kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
2.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
§
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas
yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan
dorongan seksualitasnya kuat.
§
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam
perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat
terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
§
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia
sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
3.
PEMUJAAN
Pemujaan berasal dari kata puja yang
berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam
perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan
dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada
Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan,
kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan
Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan
tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
4.
BELAS KASIH
Belas kasih (composian)adalah
kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk
penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan
landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian . Ada aspek
belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih
yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah .
Lebih kuat dari empati , merasakan
umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.
Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang
memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan
bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih
sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk
Anda .
II.
STUDI KASUS
A. Kasus Pertama
Cinta merupakan suatu hal yang sulit
untuk dijelaskan. Setiap orang pasti memilki pengertian atau presepsi yang
berbeda soal cinta. Cinta itu ibarat air hujan yang semua orang tidak dapat
memprediksi datangnya dan juga akan turun ke semua orang. Cinta tidak hanya
cinta kepada lawan jenis tetapi juga cinta kepada hewan, tumbuhan, uang, dan
masih banyak lagi.
Dizaman yang sudah era globalisasi
ini, cinta merupakan hal yang biasa. Bahkan anak yang masih ingusan pun
mengerti tentang cinta walaupun mereka tidak tahu makna sebenarnya tentang
cinta. Pacaran pun terkadang orang membuktikan dengan cinta. “Kalau
Cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat”, maksudnya adalah jika seseorang
sudah terjangkit dengan yang namanya virus cinta pasti di dapat melakukan
segala hal untuk cintanya itu. Tetapi apakah makna sejati tentang cinta ? Tidak
ada Cinta sejati didunia hanya cinta Tuhan kepada umatnya dan cinta orangtua
kepada anaknya. Tanpa cinta hidup kita tak akan menjadi indah.
Seringkali orang salah mengartikan
Cinta, banyak pula anak – anak yang tidak merasakan kasih sayang.
B. Kasus Kedua
Studi kasus cinta
dan kasih diambil dari certia anak jalanan yang kurang bahkan tidak
pernah merasakan rasa cinta dan kasih. Banyak sekali anak jalanan yang terlahir
tanpa orang tua, atau terlahir mempunyai orang tua yang tidak pernah memberikan
mereka rasa kasih sayang. Karena mereka tidak pernah merasakan rasa cinta dan
kasih dari orang terdekat mereka, mereka kadang suka berprilaku tidak sopan
terhadap orang lain. Orang-orang seperti ini harus lebih diperhatikan dan
diberi pengertian karena mereka dapat juga merugikan orang lain. Seperti
contohnya mereka akan melakukan hal tercela yang dapat menyakiti perasaan orang
lain tanpa memikirkan perasaan orang yang mereka sakiti hatinya karena mereka
sendiri pun tidak mengerti apa arti cinta dan kasih sayang. Anak-anak seperti
ini harus diarahkan dan dibimbing, diberi tahu dan diberi cinta dan kasih
sayang. Dengan memperhatikan mereka, mengajari mereka, mengasihi mereka, pelan
namun pasti mereka pasti akan mengerti dan merasakan kenyamanan dalam hidupnya
yang selama ini selalu dipenuhi dengan rasa dengki terhadap orang lain. Dunia
ini akan indah jika kita semua yang hidup didunia ini memiliki rasa cinta dan
kasih terhadap sesama manusia, menghargai, memberi dan mengasihi sesama
manusia, maka dunia akan terasa nyaman dan damai karen penuh cinta dan kasih
sayang.
C.
Kasus Ketiga
JAKARTA,
KOMPAS.com — Eci Amanda (25) ditangkap polisi karena membekap hingga tewas anak
pertamanya, Putri Amanda, yang baru berusia dua tahun sembilan bulan. Eci, istri dari Syafrizal (28), ditangkap di rumah
kontrakan mereka di Jalan Kartini 13 Nomor 4 RT 13 RW 02 Kelurahan Sawah Besar,
Kecamatan Kartini, Jakarta Pusat, Jumat
(15/1/2010) malam. Kawasan tersebut merupakan daerah perkampungan padat yang
banyak dihuni warga kelas menengah bawah, termasuk para pekerja malam.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta
Pusat Komisaris Suwondo Nainggolan yang dihubungi, Sabtu, mengatakan, Eci
Amanda diduga sering menyiksa putrinya. ”Berdasar otopsi terhadap jenazah Putri Amanda, didapati lebam pada
paru. Bayi tersebut mati lemas,” kata Nainggolan.
Putri Amanda
diketahui mati lemas pada Jumat malam sekitar pukul 21.00. Sekitar satu jam
sebelumnya, Putri masih disuapi makan oleh Eci. Syafrizal kepada polisi mengaku, Eci kerap menyiksa
putrinya jika ada permintaannya yang tidak dituruti Syafrizal. Syafrizal
bekerja sebagai pedagang makanan yang hidup sederhana. Suwondo mengatakan, belum tahu apakah soal ekonomi
ikut jadi faktor pemicu kekerasan Eca Amanda kepada putrinya.
Kepala Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Pusat Inspektur Satu Sentike
Bosayor mengatakan, Eci mengaku membekap anaknya hingga tewas karena kesal Putri menangis tanpa henti. Putri Amanda dibekap
sekitar 30 menit hingga mati lemas di tangan ibunya. ”Dia sudah kami
periksa kemarin. Pemeriksaan kami hentikan karena dia sakit pendarahan pada gusi.
Hari ini (Minggu), dia akan diperiksa kondisi kejiwaannya di RSCM,”
Minggu, 17 Januari 2010 | 07:20 WIB KOMPAS.com.
III.
OPINI
A. Opini Kasus Pertama
Cinta kasih yang dibahas pada kasus pertama adalah
cinta yzng memiliki unsur gairah dan keintiman, dan juga cinta bukan pada
seusianya, misalkan “Bahkan anak yang masih ingusan pun mengerti tentang cinta
walaupun mereka tidak tahu makna sebenarnya tentang cinta. ” cinta yang mereka
tahu adalah cinta untuk pacar.Saya sering melihat bahwa terdapat beberapa anak
dibah usia 17 tahun sudah pernah berpacaran, walupun mereka tidak pham benar
dengan definisi cinta yang mereka rasakan, yang mereka tau hanyalah rasa suka
dan tertarik antar lawan jenis lalu itu lah ynag terkaang mereka sebut cinta.
Anak terkadang menyalah gunakan kata cinta dan
hubungan yang disebut pacaran, seperti melakukan hubungan seks dibawah umur,
yang akhirnya terjadilah hamil diluar nikah, prestasi yang menurun, dan juga
berhentinya sekolah karena malu dan atau karena dikeluarkan dari sekolah. Secara
psikologi, anak belum bisa mengontro emosinya, maka tugas para orang tua adalah
mengontrol,memberikan kasih sayang, dan memberikan penjelasan tentang apa itu
seks.
Secara agama, ini jelas tidak diperbolehkan, karena
khawatir akan mengundang maksiat, seperti yang saya katakan contohnya hamil
diluar nikah yang terkadang akan berujung dengan aborsi. Jika seperti itu, dosa
yang didapat5 berlipat, 1. Hamil diliar nikah tanpa ikatan apapun atau tidak
sah secara hukum atau pun agama; 2. Melakukan aborsi. Hal itu yang sering
terjadi pada percintaan anak dibawah usia 17tahun yang masih labil dalam
mengendalikan emosi.
B. Opini Kasus Kedua
Pada kasus ini cinta kasih yang dibahas adalah tentang
cinta persaudaraan, cinta orangtua, dan cinta diri sendiri. Terlihat dari
contoh kasus kedua diatas bahwa orangtua berperan penting dalam membentuk anak
yang baik dan sopan. Kurangnya cinta kasih seperti anak jalanan tersebut akan
berdampak buruk bagi anak tersebut, baik secara sikap, tutur kata, maupun
psikologisnya.
Anak jalanan seperti mereka adalah anak-anak yang
butuh perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat sekitar. Jangan selalu
meremehkan atau mengucilkan anak jalanan, karena mereka juga manusia yang
memiliki hati dan dapat merasa sakit hati jika diperlakukan seperti itu.
Dapat kita lihat juga dari contoh kasus tersebut bahwa
orang yang kurang merasakan kasih sayang terkadang memiliki sifat emosional
yang tinggi dan prilaku yang kurang baik. Orangtua dapat melihat dari kasus ini
agar anaknya harus memiliki cinta kasih dan diberi cinta kasih agar mereka
memiliki akhlak dan moral yang baik juga.
C. Opini Kasus Ketiga
Sungguh
miris sekali dengan contoh kasus kriminal diatas dengan teori kasih yang telah
dipaparkan. Memang tidak dapat dipungkiri kenyataan akan kasus seperti ini
sering dijumpaidalam kehidupan sehari-hari.
Cinta
Kasih Eci terhadap Putri Amanda seolah lenyap sirna sekejap berubah menjadi
beban oleh karena ketidak tulusan Eci dalam mengasuh menyayangi Putri.
Unsur kasih seperti yang dipaparkan dalam teori pemaparan sebelumnya yakni berupa Pemeliharaan (Pengasuhan), Tanggung Jawab, dan perhatian yang pada intinya bersumber dari Kasih. Tidak terbentuk dikarenakan bentuk perasaan memberikan perhatian, membantu, patuh, pengorbanan diri, Ketulusan, terhadapa sang buah hati pun sudah tidak ada. Umumnya setelah kasus seperi ini barulah Orangtua yang menyadari dan meratapi akan kesalahannya dengan alasan "hilaf" apabila sejak awal sudah ditanamkan cinta kasih mendalam terhadap sang buah hati Putri Amanda maka tentuya Eci mengasihi putrinya tersebut bukan sebagai suatu beban melainkan suatu bentu rasa sayang perasaan yang penuh tulus kasih sehingga kejadian seperti ini tdak terjadi.
Unsur kasih seperti yang dipaparkan dalam teori pemaparan sebelumnya yakni berupa Pemeliharaan (Pengasuhan), Tanggung Jawab, dan perhatian yang pada intinya bersumber dari Kasih. Tidak terbentuk dikarenakan bentuk perasaan memberikan perhatian, membantu, patuh, pengorbanan diri, Ketulusan, terhadapa sang buah hati pun sudah tidak ada. Umumnya setelah kasus seperi ini barulah Orangtua yang menyadari dan meratapi akan kesalahannya dengan alasan "hilaf" apabila sejak awal sudah ditanamkan cinta kasih mendalam terhadap sang buah hati Putri Amanda maka tentuya Eci mengasihi putrinya tersebut bukan sebagai suatu beban melainkan suatu bentu rasa sayang perasaan yang penuh tulus kasih sehingga kejadian seperti ini tdak terjadi.
Menurut saya dengan begini membuktikan bahwa
Cinta Kasih bisa menjadi suatu Preventif akan Kriminalisasi. yang dpelajari
dalam IBD sebagai usaha manusia untuk
menjadi kaum humanis yang berperikemanusiaan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Cinta
yang dianugrahkan kepada kita nantinya akan kembali kepada Tuhan kita, sebagai
cinta yang khakiki (abadi). Kenapa cinta khakiki ?, Seperti dapat kita ketahui
cinta kita kepada sesama mahluk Tuhan hanya bersifat sementara di dunia
sedangkan cinta kita kepada Tuhan kita adalah cinta abadi yang akan kita bawa
sampai mati (dunia – akherat). Karena itu tak hayal lahir dalam beberapa agama
khususnya agama kita, golongan Sufi (orang – orang suci) Tuhan adalah yang
pertama.
Cinta dan kasih sayang adalah dua hal yang sebenarnya tidak
dapat dipisahkan, dimana ada cinta disitu pasti ada kasih sayang dan sebaliknya
dimana ada kasih sayang disitu ada cinta. Keduanya jika diibaratkan seperti
sepasang kekasih (dua sejoli) atau bak Mimin lan Mintuno dalam
kepercayaan budaya masyarakat jawa. Karena cinta dan kasih sayang adalah
anugrah yang diberikan tuhan kepada setiap mahluknya, ini menyimpulkan bahwa
dalam diri setiap orang terdapat perasaan cinta dan kasih sayang tersebut.
Namun jika kita pilah memiliki kadar yang berbeda-beda.
Sedang Beberapa seniman dan strawan berbicara tentang cinta.
Definisi mereka rumit dengan gaya masing-masing. Van Gouh (salah satu seniman
ternama asal Belanda) memandang cinta dengan bahasa “sinar dan keteduhan”. Lalu
seorang pelukis dari Belanda dalam karyanya yang diberi judul Pelita Penerang, menegaskan bahwa jalan utama untuk
mengetahui kehidupan adalah dengan mencintai banyak hal. Ia mengatakan bahwa
sebenarnya cinta adalah sesuatu yang bersifat langgeng. Namun seringkali
perubahan emosi membuat perubahan sudut pandang dan menyebabkan yang langgeng
menjadi tidak langgeng, namun esensinya tetap pada kondisi semula. Selalu ada
perbedaan pada diri seseorang, ketika sebelum mencintai dan sesudah mencintai.
Perbedaan tersebut bagai sebuah lampu yang menyala dan lampu yang belum
menyala. Lampu akan ditempatnya sebelum kita nyalakan. Akan tetapi, sekarang ia
menerangi dan menyinari tempat tersebut. Inilah tugas hati manusia.
DAFTAR PUSTAKA
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/…/bab4-manusia_dan_cinta_kasih.pdf
Tolong ikutin Yuvi Auli yang sudah upload lewat studensite
BalasHapus