Kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini tengah menghadapi ancaman serius
berkaitan dengan merebaknya konflik-konflik dalam masyarakat, baik yang
bersifat vertikal maupun horisontal. Sumber konflik tersebut bisa
berasal dari perbedaan nilai-nilai ideologi, maupun intervensi
kepentingan luar negeri yang bahkan dapat membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Konflik
tersebut apabila didukung oleh kekuatan nyata yang terorganisir
tentunya akan menjadi musuh yang potensial bagi NKRI. Contoh nyata dari
konflik sosial yang sering terjadi adalah konflik yang timbul dalam
pergaulan umat beragama baik intern maupun antar umat beragama seperti
munculnya kekerasan, perusakan rumah ibadah dan kekerasan agama lainnya
yang dilakukan oleh masyarakat sipil.
Keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya Indonesia dengan jumlah
penduduk lebih dari 230 juta jiwa, pada satu sisi merupakan suatu
kekayaan bangsa yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
memberikan kontribusi positif bagi upaya menciptakan kesajahteraan
masyarakat. Namun pada sisi lain, kondisi tersebut dapat membawa dampak
buruk bagi kehidupan nasional, apabila terdapat kondisi ketimpangan
pembangunan, ketidakadilan dan kesenjangan sosial, ekonomi, kemiskinan
serta dinamika kehidupan politik yang tidak terkendali.
Di samping itu, transisi demokrasi dalam tatanan dunia yang semakin
terbuka mengakibatkan semakin cepatnya dinamika sosial, termasuk faktor
intervensi asing. Kondisi-kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai
salah satu negara yang rawan konflik, baik konflik horisontal maupun
vertikal. Konflik tersebut, terbukti telah mengakibatkan hilangnya rasa
aman, menciptakan rasa takut masyarakat, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, korban jiwa dan trauma psikologis (dendam, kebencian dan
perasaan permusuhan), sehingga menghambat terwujudnya kesejahteraan
umum.
Konflik mengandung spektrum pengertian yang sangat luas, mulai dari
konflik kecil antar perorangan, konflik antar keluarga sampai dengan
konflik antar kampung dan bahkan sampai dengan konflik masal yang
melibatkan beberapa kelompok besar, baik dalam ikatan wilayah ataupun
ikatan primordial. Pada dasarnya, konflik dapat dibedakan antara konflik
yang bersifat horisontal dan vertikal, dimana keduanya sama-sama
besarnya berpengaruh terhadap upaya pemeliharaan kedamaian di negara
ini.
Konflik horisontal yang dimaksudkan adalah konflik antar kelompok
masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti ideologi
politik, ekonomi dan faktor primordial. Sedangkan konflik vertikal
maksudnya adalah konflik antara pemerintah/penguasa dengan warga
masyarakat. Konflik masal tidak akan terjadi secara serta merta,
melainkan selalu diawali dengan adanya potensi yang mengendap di dalam
masyarakat, yang kemudian dapat berkembang memanas menjadi ketegangan
dan akhirnya memuncak pecah menjadi konflik fisik akibat adanya faktor
pemicu konflik.
Beberapa contoh konkrit masalah konflik yang cukup serius baik yang
bersifat vertikal ataupun horisontal yang terjadi pada akhir-akhir ini
antara lain:
a) Konflik yang bernuansa separatis di NAD, Maluku, dan Papua;
b) Konflik yang bernuansa etnis di Kalbar, Kalteng, dan Ambon;
c) Konflik yang bernuansa ideologis isu faham komunis, faham radikal;
d) Konflik yang benuansa politis akibat isu kecurangan Pilkada, isu
pemekaran wilayah di beberapa wilayah yang berakibat penyerangan dan
pengrusakan;
e) Konflik yang bernuansa ekonomi konflik perkebunan di Mesuji– ;
f) Konflik bernuansa solidaritas liar tawuran antar wilayah, antar suporter sepak bola;
g) Konflik isu agama atau aliran kepercayaan isu berkaitan dengan SARA
di Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, isu aliran
sesat; dan
h) Konflik isu kebijakan pemerintah: BBM, BOS, LPG, dan lain-lain.
Dari beberapa konflik tersebut di atas, SARA dan Dampak Industri;
perkebunAN, Ketenagakerjaan, dan ketenagakerjaan merupakan konflik yang
sering terjadi dan sangat berpengaruh terhadap situasi keamanan dan
ketertiban masyarakat, khususnya menjelang Pemilihan Umum 2014. Oleh
karenanya dalam rangka penanggulangan konflik, yang perlu diwaspadai
bukan hanya faktor-faktor yang dapat memicu konflik, namun juga yang
tidak kalah pentingnya adalah faktor-faktor yang dapat menjadi potensi
atau sumber-sumber timbulnya konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar